Minggu, 06 Desember 2009

Fisioterapi Pada Kondisi Asma

Asma merupakan gangguan pada sistem pernafasan yang diakibatkan oleh karena alergi. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kepekaan oleh rangsangan. Banyak faktor yang menyebabkan (faktor pemicu) dari kondisi ini antara lain karena kelelahan, perubahan lingkungan (perubahan cuaca, kelembaban, asap, dll), infeksi saluran pernafasan seperti influenza, reaksi alergi, dll.
Gejala asma : seseorang yang terkena atau mempunyai bakat asma, jika terpapar faktor pemicu akan mempunyai gejala dari yang ringan sampai berat. Sering timbul pilek/bersin, sesak nafas, nafas berbunyi (dijumpai penimbunan mukosa), berkeringat dan denyut nadi meningkat. Keluhan ini sering terjadi pada malam hari menjelang pagi, kemudian terasa enak sekitar jam 9 pagi.
Komplikasi : Penyempitan saluran nafas yang terjadi sangat berbahaya. Hal ini terjadi karena penimbunan dahak. Dahak yang ada di saluran nafas sangat pekat dan susah untuk dikeluarkan.
Penatalaksanaan Fisioterapi :
1. Anamnesa :
Lakukan pemeriksaan dengan teliti, untuk mengetahui lokasi sputum, fase asma (akut/kronis), faktor resiko, dll.
2. Terapi
a. Inhalasi Terapi : tentukan jenis obat yang akan dipakai. Obat yang biasa digunaka adalah obat pelega pernafasan, pengencer dahak. Beberapa dokter juga merekomendasikan untuk diberikan obat anti-inflamasi. Yang perlu mendapat perhatian bagi seorang fisioterapi adalah tehnik pelaksanaan inhalasi. Termasuk dalam hal ini adalah jenis alat yang digunakan.
b. Diathermy (pemanasan). Pada pasien dengan kondisi asma, biasanya dijumpai sesak nafas. Hal ini mengakibatkan otot bantu pernafasan bekerja secara maximal. Pemanasan digunakan untuk memberikan efek relaksasi pada sistem skeletal, terutama daerah thrunk. Jenis diathermy yang digunakan adalah MWD atau IRR.
c. Massage. Massage sebenarnya merupakan terapi alternatif pada kondisi asma. Tujuan diberikannya massage ini lebih ke arah relaksasi otot bantu pernafasan.
d. Chest Fisioterapi. Pemberian chest fisioterapi harus memperhatikan tipe dari asma. Usia pasien dan posisi/letak sputum menentukan jenis chest terapi.
e. Edukasi. Edukasi di sini meliputi hal yang harus dihindari oleh pasien.
by : Alex

Derajat Kerusakan Saraf


1. Neuropraxia
Kerusakan jenis ini merupakan kerusakan saraf yang paling ringan. Axon dan sel myelin tidak mengalami kerusakan. Tidak terjadi degenerasi saraf. Akibat lebih lanjut kadang timbul paralisis sementara. Kerusakan pada tipe ini biasanya disebabkan oleh adanya tekanan yang bersifat sementara. Keluhan atau cidera saraf akan hilang seiring dengan hilangnya tekanan.
2. Axonotmesis
Pada kerusakan saraf jenis ini, terjadi kerusakan pada sistem axon. Selubung myelin masih utuh dan terjadi proses degenerasi.
3. Neurotmesis
Ini adalah tipe kerusakan pada sistem saraf yang paling berat. Terjadi kerusakan axon dan selubung myelin. Pada kondisi ini terjadi proses degenerasi.

DETEKSI DINI KELAINAN POSTUR TUBUH

Usia sekolah merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cukup pesat. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan fisik, anak-anak rentan untuk menderita cedera. Data Dinas Kesehatan (2009) melaporkan bahwa anak usia 5-14 tahun yang menderita sakit sekitar 23,8%, dimana 60%-nya menderita sakit cukup parah sehingga mengganggu aktivitas sekolah. Gangguan perkembangan dan pertumbuhan pada anak sekolah sangat bervariatif. Salah satunya adalah gangguan pada system otot dan tulang (musculoskeletal). Aktivitas anak di sekolah seperti cara duduk yang tidak benar, beban bawaan yang berlebih menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya gangguan pada system otot dan tulang. Gangguan ini apabila dibiarkan lebih lanjut akan mengakibatkan terjadinya kelainan postur tubuh.
Kelainan postur memiliki dampak yang tidak kecil terhadap banyak aspek kehidupan manusia. Misalnya; adanya gangguan sistemik seperti gangguan pernafasan dan organ internal lainnya, menurunnya tingkat kepercayaan diri anak akibat adanya perubahan fisik secara kosmetik, gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi dan ketangkasan gerak dalam aktivitas. Dampak lain dari ganggguan ini adalah munculnya gejala nyeri, cepat lelah, dan ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang akan mempengaruhi konsentrasi belajar baik disekolah maupun dirumah. Bahkan keluhan yang dirasakan saat dewasa (usia produktif) adalah manifestasi dari kelainan postur sejak kecil yang berkembang secara progresif.
Penanganan kelainan postur pada anak-anak selama ini kurang mendapat perhatian. Baik dari instansi kesehatan pemerintah, pendidikan bahkan orang tua. Selama ini perhatian penanganan kesehatan anak usia sekolah lebih difokuskan pada kebersihan perorangan dan lingkungan.

Dengan mengetahui gangguan postur pada anak usia sekolah, maka langkah-langkah penanganan secara preventif bahkan kuratif dan rehabilitatif dapat dilakukan dengan efektif. Diharapkan dengan kita dapat mengetahui kelainan postur, maka kita dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak dari gangguan postur.


WELCOME TO MY WORLD

SELAMAT DATANG DI WEB-BLOG-QU

about me

Siapa saya...?hanya Allah yang tau but sedikit crita nich. I'm a physiotherpist.sekarang critanya baru ngajar di Cilacap City